Bolabareng PSG tampil luar biasa dalam beberapa bulan terakhir. Mereka membuktikan bahwa kekuatan tim bisa mengalahkan individualitas.

Real Madrid menjadi korban terbaru PSG di semifinal Piala Dunia Antarklub. Gol cepat dari Fabian Ruiz dan Ousmane Dembele membuat laga seakan berakhir di delapan menit pertama.

Kemenangan 4-0 atas Madrid memperpanjang daftar korban PSG. Sebelumnya, mereka menaklukkan Arsenal, Inter Milan, Atletico Madrid, dan Bayern Munchen.

Tanpa Kylian Mbappe, PSG justru berkembang lebih baik. Luis Enrique membangun sistem yang memaksimalkan kolektivitas dan kerja sama.

PSG Tak Terbendung di Panggung Eropa

Selebrasi pemain PSG, Khvicha Kvaratskhelia usai Fabian Ruiz membobol gawang Real Madrid di Semifinal Piala Dunia Antarklub 2025. (c) AP Photo/Adam HungerLuis Enrique mengantar PSG ke puncak Liga Champions musim lalu. Mereka mengalahkan Arsenal dengan agregat 3-1 di semifinal.

Kemudian, di final, Inter Milan dihancurkan lima gol tanpa balas. Laga tersebut selesai bahkan sebelum benar-benar dimulai.

Di Piala Dunia Antarklub, PSG membuka turnamen dengan kemenangan 4-0 atas Atletico. Setelah itu, Bayern Munchen disingkirkan 2-0 di semifinal.

Puncaknya adalah kemenangan telak atas Real Madrid. PSG tampil agresif dan mendominasi sejak menit awal.

Gaya Enrique: Tiki-Taka Vertikal dan Tekanan Tinggi

Pelatih PSG, Luis Enrique memberikan instruksi ke para pemain saat melawan Real Madrid di semifinal Piala Dunia Antarklub 2025. (c) AP Photo/Seth WenigRahasia sukses PSG adalah gaya bermain khas Luis Enrique. Ia menggabungkan pressing konstan dan tiki-taka vertikal.

Tanpa seorang bintang besar, PSG bermain dengan intensitas tinggi. Semua pemain berlari, menekan, dan bertahan bersama.

Lini depan seperti Kvaratskhelia, Dembele, dan Doue bukan striker murni. Tapi mereka cepat, lincah, dan mampu menembus pertahanan lawan satu lawan satu.

Dari bangku cadangan, Enrique punya banyak opsi seperti Barcola, Lee, dan Ramos. Tim ini dibangun untuk selalu menekan lawan tanpa henti.

PSG Lebih Baik Setelah Ditinggal Mbappe

Penyerang Real Madrid, Kylian Mbappe saat melawan PSG di semifinal Piala Dunia Antarklub 2025. (c) AP Photo/Adam HungerLuis Enrique pernah meminta Mbappe menekan lebih keras. Tapi sang bintang tak sepenuhnya mengikuti instruksinya.

Setelah Mbappe pindah ke Madrid, Enrique membentuk tim yang sesuai visinya. Ia lebih bebas membangun sistem tanpa harus menyesuaikan dengan satu pemain.

PSG mendatangkan Khvicha Kvaratskhelia pada Januari. Sementara Mbappe mengejar trofi di Madrid, PSG justru mengangkat Liga Champions.

Enrique menekankan pentingnya keluar dari zona nyaman. Ia ingin pemainnya berkembang secara individu agar tim juga tumbuh secara kolektif.

Lini Tengah Dinamis, Serangan Tanpa Henti

Selebrasi Fabian Ruiz dalam laga semifinal Liga Champions antara PSG vs Arsenal, Kamis (8/5/2025). (c) AP Photo/Aurelien MorissardDi lini tengah, PSG tak lagi bergantung pada peran tradisional. Tiga gelandang utama, yaitu Joao Neves, Vitinha, dan Fabian Ruiz menjalankan semua peran sekaligus.

Mereka dituntut aktif menekan, mengatur ritme, dan mendistribusi bola. Semua berjalan dalam tempo tinggi.

Tiki-taka vertikal menekankan serangan langsung dengan sentuhan cepat. Ruang diciptakan melalui overload di tengah.

Hasilnya, pertahanan lawan sering kewalahan. PSG menjelma jadi tim yang paling menakutkan di Eropa.

Sumber: Transfermarkt

Jadwal Final Piala Dunia Antarklub 2025

Selebrasi penyerang Ousmane Dembele setelah membobol gawang Real Madrid di semifinal Piala Dunia Antarklub 2025. (c) AP Photo/Pamela Smith

  • Pertandingan: Chelsea vs PSG
  • Venue: MetLife Stadium, New Jersey
  • Waktu: Senin, 14 Juli 2024
  • Kick off: 02:00 WIB
  • Siaran langsung: –
  • Live streaming: DAZN (gratis)
  • Link streaming: https://about.me/bolabarengbolabareng/getstarted