Bolabareng – Timnas Italia kini tengah berada di persimpangan jalan yang sangat krusial. Bayang-bayang kegagalan lolos ke dua edisi Piala Dunia sebelumnya masih menghantui langkah mereka.
Di tengah situasi genting ini, sebuah era baru coba dibangun di bawah kendali duet legenda juara dunia 2006. Gennaro Gattuso telah resmi ditunjuk sebagai pelatih kepala, dengan Gigi Buffon sebagai Kepala Delegasi yang mengawal di belakangnya.
Penunjukan ini bukan tanpa risiko, bahkan bisa dibilang sebagai sebuah pertaruhan besar. Buffon secara terbuka telah mengikat nasibnya sendiri dengan hasil kerja sang rekan seperjuangan.
Legenda kiper tersebut bahkan tak segan menyatakan siap mundur jika pilihan ini terbukti salah. Lantas, seberapa besar pertaruhan yang diambil Buffon dan apa misi utama yang diusung oleh Gattuso untuk membangkitkan Gli Azzurri?
Duet Legenda di Balik Layar
Pelatih baru Timnas Italia, Gennaro Gattuso (tengah) berfoto bersama Presiden FIGC Gabriel Gravina (kanan) dan manajer Timnas Italia, Gianluigi Buffon. (c) AP Photo/Alessandra TarantinoPenunjukan Gennaro Gattuso sebagai nahkoda baru Timnas Italia diumumkan pada awal Juni. Ia datang untuk menggantikan posisi Luciano Spalletti yang diberhentikan lebih cepat.
Keputusan ini diambil oleh Presiden FIGC, Gabriele Gravina, setelah berkonsultasi secara mendalam dengan Gigi Buffon. Keduanya merupakan pilar penting saat Italia menjuarai Piala Dunia 2006 di Jerman.
Sebelumnya, sempat beredar rumor bahwa Buffon secara spesifik menolak nama-nama seperti Roberto Mancini dan Jose Mourinho. Ia dilaporkan lebih memilih pelatih yang memiliki pengalaman signifikan bersama Gli Azzurri.
Namun, Buffon dengan tegas membantah rumor yang menyebut ia mengancam akan mengundurkan diri. Menurutnya, isu pengunduran diri tidak pernah ada karena kontraknya dievaluasi setiap tahun.
“Kontrak saya berakhir pada 30 Juni setiap tahunnya, jadi pengunduran diri tidak pernah menjadi masalah,” ujar Buffon saat konferensi pers pengenalan Gattuso, Kamis (19/6/2025).
Pertaruhan Besar Seorang Gigi Buffon
Pelatih baru Timnas Italia, Rino Gattuso dalam sesi konferensi pers Azzurri 19 Juni 2025 lalu. (c) AP Photo/Alessandra TarantinoDalam kesempatan yang sama, Gigi Buffon menjelaskan bahwa pemilihan Gattuso adalah sebuah keputusan kolektif. Ia merasa ini adalah momen yang tepat bagi “Rino” untuk mengambil alih kursi kepelatihan timnas.
Menurutnya, di level ini tidak ada pelatih yang baik atau buruk. Yang ada hanyalah pelatih yang fungsional dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tim saat itu.
Namun, di balik keyakinan tersebut, Buffon sadar betul bahwa ini adalah sebuah tanggung jawab yang sangat besar. Ia pun secara ksatria siap menanggung semua konsekuensi dari keputusan ini.
“Kami memilih Rino melalui konsultasi dengan Presiden dan para profesional lain yang kami ajak bicara. Saya tidak berpikir ada pelatih yang baik atau buruk di level ini, melainkan pelatih yang fungsional untuk apa yang dibutuhkan tim. Ini adalah momen yang baik bagi Rino untuk menjadi pelatih tim nasional,” jelasnya.
“Ini adalah tanggung jawab yang diemban seseorang. Waktu akan membuktikan apakah ini benar atau tidak. Jika keputusan ini tidak tepat, Anda harus mengambil langkah mundur,” tegas Buffon.
Misi Sulit di Tengah Krisis
Gennaro Gattuso mewarisi timnas Italia dalam kondisi yang sangat genting. Perjalanan mereka di babak kualifikasi Piala Dunia 2026 tidak dimulai dengan mulus sama sekali.
Gli Azzurri harus menelan kekalahan telak 0-3 dari Norwegia di laga pembuka. Hasil buruk inilah yang menjadi pemicu pemecatan pelatih sebelumnya, Luciano Spalletti.
Kemenangan 2-0 atas Moldova di laga berikutnya memang sedikit melegakan. Namun, hasil itu baru memberikan tiga poin dari dua pertandingan di Grup I.
Tugas Gattuso menjadi semakin berat karena hanya juara grup yang akan lolos otomatis ke Piala Dunia 2026. Sementara itu, Italia sendiri sudah absen dalam dua edisi terakhir pada tahun 2018 dan 2022.
Membangun Kembali ‘Keluarga’ Azzurri
Menyadari besarnya tantangan yang ada di depan mata, Gennaro Gattuso telah menetapkan misi utamanya. Target pertamanya bukanlah soal taktik, melainkan membangkitkan kembali mental dan semangat tim.
Ia ingin para pemain merasakan kembali antusiasme dan kebanggaan setiap kali datang ke pemusatan latihan di Coverciano. Menurutnya, energi positif harus segera disebarkan untuk menghentikan pemikiran negatif.
Bagi Gattuso, hal yang paling fundamental adalah membangun kembali rasa kekeluargaan di dalam tim. Ia ingin mengembalikan semangat grup yang telah menjadi ciri khas Italia selama bertahun-tahun.
“Kita perlu menemukan kembali antusiasme dan berhenti berpikir negatif. Ketika para pemain datang ke Coverciano, mereka harus melakukannya dengan penuh semangat,” ujar Gattuso.
“Menciptakan sebuah keluarga adalah hal yang paling penting. Di luar taktik dan teknik, kita perlu membangun kembali semangat grup yang telah mendefinisikan kita selama bertahun-tahun,” pungkasnya.
link : togetherball.org