Bolabareng – Jack Miller senang bisa membela Yamaha lewat Prima Pramac Racing di MotoGP pada 2025. Rider asal Australia ini ternyata sudah lama ingin naik YZR-M1 sejak debutnya di kelas tertinggi pada 2015. Ia bahkan kerap membuntuti Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo untuk mengamati performa motor itu.

Lompat langsung dari Moto3 ke MotoGP pada 2015, Miller kini jadi salah satu pembalap paling berpengalaman. Ia sudah pernah membela Honda, Ducati, dan KTM. Namun, kolaborasinya dengan Red Bull KTM Factory Racing akan berakhir musim nanti setelah posisinya bakal diambil alih Pedro Acosta.

Nasib Miller sempat terkatung-katung, bahkan nyaris terdepak dari MotoGP. Pramac yang pernah menaunginya di Ducati pada 2018-2020, pindah ke Yamaha musim depan. Sang Team Principal, Paolo Campinoti, dikenal berteman baik dengan ‘The Thriller’, dan memutuskan menggaetnya lagi.

Janji Bakal Bantu Yamaha Bangkit

Pembalap Red Bull KTM Factory Racing, Jack Miller (c) KTM Factory RacingMiller akhirnya mendapatkan kontrak pabrikan langsung dari Yamaha, dan kesepakatan ini berdurasi satu tahun. Rider berusia 29 tahun ini akan bertandem dengan Miguel Oliveira. Lewat TNT Sports seperti yang dikutip Crash.net, Sabtu (9/11/2024), Miller mengaku senang bisa membela Yamaha.

“Menakjubkan bisa dapat kesempatan bekerja dengan Yamaha. Mereka merek yang begitu prestisius, merek yang begitu bersejarah. Mereka sangat ngotot untuk mencoba meraih apa yang mereka raih beberapa tahun lalu. Saya akan coba membantu mereka,” ujarnya, mengingat kini Yamaha sedang terpuruk.

Sering Bayangkan Naik Yamaha

Uniknya, Miller ternyata sudah sering membayangkan dirinya mengendarai M1. Runner up Moto3 2014 ini bahkan mengaku bahwa dulu dirinya kerap membuntuti Rossi dan Lorenzo, yakni duet legendaris Yamaha, serta mengamati para pembalap tim-tim satelit Yamaha seperti Monster Yamaha Tech 3.

“Saya selalu ingin mengendarai salah satu motor mereka sejak ke MotoGP. Dulu, saya biasa membuntuti para rider Tech 3, atau Jorge dan Vale ketika masih mengendarai motor itu, sambil berpikir, ‘Motor itu tampak baik untuk dikendarai’. Jadi, saya sangat bersemangat pada akhirnya bisa naik M1 dan melihat performanya,” tutup Miller.